Pages

Friday, December 21, 2012

Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.


BAB I
PENDAHULUAN
Sebuah masyarakat merupakan sebuah struktur yang terdiri atas warga yang saling berhubungan atau melakukan komunikasi antara yang satu dengan yang lainnya serta menjalankan peran-peran sesuai norma-norma yang berlaku. Warga yang berada dalam suatu masyarakat mempunyai latar belakang kehidupan yang berbeda-beda. Setiap masyarakat mempunyai kebudayaan sendiri yang berbeda dari kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat lainnya.
Peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad saw. bukan hanya sekarang saja, tetapi telah berlangsung lama, dari zaman ke zaman, dan dari generasi ke generasi, dimana kegiatan ini selalu diperingati pada bulan Rabiul Awwal yang merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad saw. Sampai kini perayaan tersebut masih terus berjalan meriah dan bernilai historis dimulai dari kampung-kampung, sekolah, kampus hingga organisasi-organisasi. Kegiatannya pun bervariatif, dari pengajian, pembacaan al-Barzanji, perlombaan-perlombaan yang bersifat keagamaan dan ritual-ritual agama dan adat tertentu.
Dalam suatu masyarakat peringatan maulid nabi seakan menjadi agenda tahunan wajib bagi kaum muslimin. Para warga yang berada dalam masyarakat tersebut, baik anak-anak, pemuda dan para orang tua tidak mau ketinggalan untuk turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Peringatan maulid ini telah menjadi kebudayaaan yang melekat pada masyarakat tersebut.




BAB II
PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW
Maulid Nabi Muhammad saw. adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad saw., yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Hijriyah. Kata “maulid” atau “milad” dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad wafat. Peringatan ini merupakan ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad saw., lebih jauh lagi agar dapat mengingat kembali serta melaksanakan apa yang telah Nabi ajarkan dalam kehidupan beragama ataupun bermasyarakat.
Dalam sebuah masyarakat peringatan maulid ini dilakukan dengan mengadakan berbagai kegiatan seperti pengajian, lebih banyak membaca shalawat, membaca al-Barzanji dan perlombaan-perlombaan yang berkaitan dengan keagamaan. Peringatan maulid ini dilakukan setiap tahun dan telah menjadi kebudayaan dalam masyarakat tersebut.
Peringatan maulid ini dilakukan selama beberapa hari. Dalam satu hari penuh dilaksakan berbagai kegiatan, diantaranya perlombaan-perlombaan yang diikuti oleh para murid TKA (Taman Kanak-kanak Al-Quran) yang ada di lingkungan masyarakat tersebut. Perlombaan tersebut seperti lomba adzan, tilawah, cerdas cermat, busana muslim, dan lain-lain yang berhubungan dengan keagamaan. Pada malam harinya diadakan sebuah tablig akbar dengan penceramah dari luar daerah. Selain itu, dipenghujung acara ditampilkan kesenian nasyid yang ada di daerah tersebut.
Untuk menunjang keberlangsungan acara peringatan maulid Nabi ini, dibangunlah berbagai sarana prasarana dengan cara bergotong-royong, seperti panggung yang dirancang sesuai dengan kebudayaan yang ada. Panggung ini digunakan untuk menampilkan berbagai penampilan para murid TKA, baik dalam berlomba maupun membacakan doa-doa yang ditugaskan oleh para ustazd untuk dihafal jauh-jauh hari sebelum kegiatan tersebut. Selain itu, para warga juga bergotong-royong dalam hal pengumpulan dana dan kebutuhan-kebutuhan lain seperti beras, dan bekerja sama untuk menyukseskan acara tersebut.
Peringatan maulid tersebut diharapkan bisa menjadi referensi dan semangat yang tertanam dalam kehidupan sikap masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Keteladanan dan perilaku Beliau dapat masyarakat aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik tingkah laku, pola hidup, kehidupan sosial dan lainya . Hal ini menjadi penting agar peringatan yang sangat bersejarah ini tidak menjadi ritual tahunan semata yang cukup menghabiskan energi umat islam. Selama ini banyak orang hanya melihat moment maulid Nabi sebagai sejarah saja tanpa memperhatikan makna yang terkandung dalam peringatan tersebut.
Dari pemaparan diatas, ada peran kebudayaan dalam melaksakan doktrin agama. Menurut Nurcholis Madjid agam dan budaya merupakan dua bidang yang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Agama bernilai mutlak, tidak akan pernah berubah seiring dengan berubahnya waktu dan tempat. Sedangkan budaya, dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Sebagian besar budaya didasarkan pada agam.[1] Kebudayaan itu bersifat dinamis, tidak statis karena kebudayaan merupakan hasil cipta manusia yang berpikir. Kebudayaan berubah karena manusia yang menciptakan kebudayaan itu berubah.
Dalam pelaksanaan peringatan maulid Nabi di masyarakat diatas, terwujud berbagai wujud kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat ada tiga wujud kebudayaan, yaitu:[2]
1.      Komplek dari ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan
Adanya ide dan gagasan untuk mengadakan suatu kegiatan tahunan dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw. (Maulid) merupakan wujud kebudayaan, karena ide dan gagasan tersebut dihasilkan melalui proses berpikir, dan dilaksanakan secara terus-menerus dari tahun ke tahun.
2.      Kompleks aktivitas serta tindakan berpola manusia dalam masyarakat
Aktivitas serta tindakan berpola ini sering disebut sistem sosial. Terjadi aktivitas serta tindakan berpola yang dilakukan oleh warga masyarakat dalam menyelenggarakan peringatan maulid Nabi tadi, yaitu bergotong-royong dan bekerjasama dalam segala hal, baik dalam penyediaan sarana prasarana maupun partisipasi demi berlangsungnya kegiatan tersebut. Bergotong-royong dan bekerjasama merupakan salah satu bentuk aktivitas warga yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain.
3.      Wujud kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia
Kebudayaan yang berbentuk benda hasil karya manusia merupakan seluruh total dari hasil fisik, aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat. Panggung yang digunakan dalam melaksakan seluruh kegiatan yang telah disusun dalam peringatan maulid Nabi, merupakan benda hasil karya warga mansyarakat yang melakukan aktivitas gotong-royong dan kerja sama dalam membuat panggung tersebut. Panggung yang dibuat, disesuaikan dengan kebudayaan yang ada dalam masyarakat tersebut baik dalam segi bentuk, dekorasi, dan sebagainya.
Selain terdapat wujud-wujud kebudayaan, dalam pelaksanaan peringatan maulid Nabi juga terdapat unsur-unsur kebudayaan, yaitu sebagai berikut:
1.      Sistem religi dan upacara keagamaan
Pembacaan al-Barzanji dan Istighosah yang diksanakan secara berjamaah dalam satu masjid sebelum melaksanakan kegiatan-kegiatan lain dalam peringatan maulid Nabi merupakan sistem religi dan upacara keagamaan yang tidak bisa dipisahkan. Pembacaan al-Barzanji merupakan pembacaan sejarah perjalan Nabi Muhammad saw., sanjungan-sanjungan, dan penghormatan kepadanya. Dalam acara peringatan maulid inilah salah satu waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan tersebut.
2.      Organisasi sosial
Organisasi sosial merupakan sarana partisipasi masyarakat dalam membangun daerahnya. Adakalanya manusia tidak dapat mencapai tujuan yang ia ingin capai, kecuali dengan membentuk organisasi sosial. Organisasi sosial ini bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu yang tidak dapat manusia capai sendiri.
Dalam peringatan maulid Nabi saw. tidak mungkin akan tercapai kegiatan yang maksimal tanpa sebuah organisasi. Oleh karena itu, dibentuklah panitia peringatan maulid Nabi oleh masyarakat tersebut guna mencapai tujuan yang diinginkan yaitu menyelenggarakan maulid Nabi dengan sukses.
3.      Sistem ilmu dan pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Dalam hal ini, pengetahuan tentang keagamaan lebih ditonjolkan daripada pengetahuan-pengetahuan lain. Pengetahuan tentang sejarah Nabi saw. paling tidak menambah wawasan masyarakat dalam hal beragama dan penerapan ajaran-ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berinteraksi. Seorang penceramah menggunakan bahasa yang dimengerti oleh masyarakat ketika ia menyampaikan sesuatu dalam acara peringatan maulid tersebut.
5.      Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai estetika yang berasal dari diri manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata atupun telinga. Nasyid merupakan kesenian yang ditampilkan dalam peringatan maulid nabi tersebut. Kesenian ini dinikmati oleh warga masyarakat yang hadir dalam acara tersebut melalui pendengaran mereka.
6.      Sistem teknologi dan peralatan
Teknologi dan peralatan merupakan salah satu komponen kebudayaan. Teknologi dan peralatan yang digunakan dalam pelaksaan peringatan maulid nabi salah satunya adalah panggung. Panggung ini digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang telah disusun dalam kegiatan tersebut. Panggung merupakan sarana untuk menyampaikan sesuatu.
Wujud-wujud dan unsur-unsur kebudayaan tersebut saling berhubungan satu sama lain dalam menciptakan kebudayaan suatu masyarakat. Dalam hal ini, wujud dan unsur-unsur kebudayaan mendukung satu sama lain dalam terciptanya atau terselenggarakannya peringatan maulid Nabi Muhammad saw.













BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Maulid Nabi Muhammad saw. adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad saw., yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Hijriyah. Peringatan ini merupakan ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad saw.
Untuk menunjang keberlangsungan acara peringatan maulid Nabi ini, dibangunlah berbagai sarana prasarana dengan cara bergotong-royong. Gotong-royong merupakan salah satu kebudayaan yang ada dalam masyarakat.Peringatan maulid  Nabi Muhammad saw., selain merupakan kegiatan keagamaan juga terdapat berbagai wujud dan unsur kebudayaan.
Ide dan gagasan untuk mengadakan suatu kegiatan tahunan dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw. (Maulid) merupakan wujud kebudayaan. Selain itu, dalam peringatan maulid Nabi, terbentuk pola prilaku masyarakat yang terbentuk dalam bentuk gotong-royong dan kerjasama antar warga masyarakat. Panggung merupakan wujud kebudayaan yang berbentuk benda hasil karya.











DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Atang Abd. Dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
Wahyu, Ramdani, Ilmu Budaya Dasar, Bandung: Pustaka Setia, 2008.


[1] Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, Metode Studi Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 34
[2] Ramdani Wahyu, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hal. 99

0 comments:

Post a Comment

 
- See more at: http://nyiaran.blogspot.com/2014/02/cara-membuat-tombol-next-page-dengan.html#sthash.QFJYAl2c.dpuf